KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta karunia yang telah
diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pada
mata kuliah Teknik Pondasi 2 yang berupa laporan perencanaan perhitungan tiang
pancang kelompok yang datanya berdasarkan data lapangan langsung.
Adapun maksud serta tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah merupakan tugas yang diberikan oleh dosen sebagai salah satu syarat
dalam penilaian pada mata kuliah Teknik Pondasi 2.
Penulis menyadari akan kemampuan dan pengetahuan yang
terbatas ,eshingga penulisan makalah dari laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat
membangun dari pembaca nantinya.
Akhir kata penulis berharap apa yang telah penulis
paparkan dalam makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun
yang memerlukannya.
Jakarta , 17 Mei 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pondasi tiang pancang adalah bagian dari suatu konstruksi
yang dibuat dari kayu, baja, atau beton yang dipakai untuk meneruskan beban –
beban dari struktur bangunan atas kelapisan tanah pendukung dibawahnya pada
kedalaman tertentu.
Secara umum pemakaian
pondasi tiang pancang dipergunakan apabila tanah dasar dibawah bangunan
tersebut tidak mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan
dan beban diatasnya, dan juga bila letak tanah keras yang memiliki daya dukung
yang cukup untuk memikul berat dari beban bangunan diatasnya terletak pada
posisi yang sangat dalam.
Berpijak dari itu, maka dalam mendesain pondasi tiang
pancang mutlak diperlukan data – data mengenai :
1. Data tanah dimana bangunan
akan didirikan.
2. Daya dukung tanah dimana
bangunan tersebut akan didirikan.
3. Daya dukung dari tiang pancang
tersebut ( tiang pancang kelompok).
4. Beban yang harus dipikul oleh
tiang pang pancang tersebut.
5. Analisa negative skin
friction.
Pondasi tiang pancang hendaknya
direncanakan sedemikian rupa sehingga gaya luar yang bekerja pada kepala tiang
tidak melebihi daya dukung tiang yang diijnkan. Adapun yang dimaksud dengan
daya dukung tiang yang diizinkan adalah meliputi aspek daya dukung tanah yang
diizinkan , tegangan pada bahan tiang dan perpindahan kepala tiang.
Disamping aspek – aspek tersebut
perlu diperhitungkan juga kemungkinan adanya gaya geser negatif, dan gaya –gaya
lain ( perbedaan tekanan tanah aktif dan pasif). Perhitungan serta
pengevaluasian tersebut tidak saja dilaksanakan terhadap tiang secara individu
tetapu juga harus dilaksanakan terhadap tiang tiang dalam kelompok.
Umumnya
tiang pancang dapat ditinjau dari :
ü Jenis yang digunakan
i.
Tiang
pancang pracetak dari beton prategang dengan bentuk tiang persegi 450 x 450 mm
dengan panjang diperkirakan antara 15 – 17 m dan harus mempunyai kekuatan
karakteristik tegangan tekan beton pada umur 28 hari minimum sebesar 500 kg/cm2
atau K-500 seperti yang ditunjukan dalam gambar struktur pondasi proyek ini.
ii.
Strand
baja prategang harus berupa uncoated bright seven-wire dengan mutu 270 K sesuai
standard
ASTM A-416.
iii.
Baja
tulangan spiral minimum diameter 6 mm dari mutu U-24.
ü Cara penyaluran beban
Berdasarkan penyaluran beban dapat
dibedakan atas :
i.
End
bearing pile ( tumpuan ujung)
Dimana
sebagian daya dukungnya adalah akibat perlawanan tanah keras pada ujung tiang.
Tiang yang dimasukan sampai lapisan tanah keras, secara teoritis dianggap bahwa
seluruh beban tiang dipindahkan keras melalui ujung tiang.
Anggapan
tanah keras yang dimaksudkan tergantung dari beberapa faktor antara lain
seperti besar beban yang harus dipikul oleh tiang. Sehingga bisa saja ada
anggapan asalkan pada posisi dimana daya dukung tanahnya sudah mencukupi untuk
mengimbangi besarnya beban yang dipikul tiang , maka disitu diasumsikan letak
tanah keras itu berada. Anggapan ini tidak salah ataupun tidak betul, namun
supaya tidak terjadi perbedaan yang tajam dalam perspektif tanggapan , maka
untuk dianggap sebagai lapisan tanah pendukung yang baik, dapat digunakan
sebagai berikut :
ü Lapisan silty sand, brown,
fine grained, medium cemented, very dense mempunyai harga standar penetration
test ( SPT) N> 50
ü Lapisan kohesif mempunyai
harga kuat tekan bebas ( unconfined compression test ) qu antara 1 s/d 2 kg/cm².
ü Dari hasil data sondir dapat
dipakai kira-kira harga perlawanan konis 190 kg/cm².
ii.
Friction
pile ( tumpuan geser)
Sebagian
besar daya dukungnya adalah akibat dari gesekan antara tanah dengan sisi-sisi
tiang pancang ( kemampuan tiang pancang dalam menahanbeban hanya mengandalkan
gaya geseran antara tiang dengan tanah sekelilingnya). Hal ini bisa terjadi
karena pada dasarnya kenyataan dilapangan mengenai data kondisi tanah tidak
bisa diprediksi, sehingga sering kita menjumpai suatu keadaan dimana lapisan
yang memenuhi syarat sebagai lapisan pendukung yang baik ditemui pada kedalaman
yang dalam sehingga untuk mendapatkan tumpuan ujungnya kita perlu merogoh kocek
lebih dalam dikarenakan biayanya sangat mahal.
Pada kenyataannya seperti in daya
dukung yang didapat adalah dari gesekan antara sisi tiang dengan tanah
disekelilingnya namun bukan berarti perlawanan diujungnya kita anggap melempem
atau tidak ada,tapi pada kenyataanya tumpuan diujung ini juga memiliki andil
dalam memberikan sumbangan daya dukung walaupun itu kecil.
Hal – hal yang harus diperhatikan
pada pekerjaan pondasi tiang pancang :
·
Tiang-tiang
diangkut dan diangkat harus melalui titik-titik angkat yang sudah
diperhitungkan dan diberi tanda-tanda pada permukaan tiangnya.
·
Penumpukan
tiang-tiang di lapangan tidak boleh lebih dari 3 lapis untuk menghindari
kesulitan didalam penarikan ke lokasi pancang.
·
Jika
tidak ditentukan lain, pemancangan tiang harus dilakukan menggunakan alat
pancang jacking hammer dengan ketentuan mempunyai kekuatan tekan minimum
sebesar 2.5 kali kekuatan daya dukung izin tiang yang akan dipancang
·
Dalam
hal tiang harus dipancang dengan menggunakan diesel hammer; maka hammer yang
akan dipakai harus mempunyai berat minimal satu per tiga kali berat tiang yang
akan dipancang atau setara diesel hammer Kobe K-45.
·
Jika
akan dipergunakan alat pancang hydraulic hammer harus dipilih sedemikian rupa
sehingga hammernya mempunyai enerji maksimum rata-rata setara atau sama dengan
enerji dari alat pancang diesel hammer dalam butir 6B (tinggi jatuh dan jenis
hammer yang akan dipakai harus ditetapkan dan mendapatkan persetujuan tertulis dari
perencana supaya minimal mempunyai enerji ekivalen sama dengan ketentuan dalam
butir 6B).
·
Penetrasi
tiang pancang sudah mencapai kedalaman tanah keras yang diinginkan sesuai dengan
data hasil peyelidikan tanah untuk proyek ini.
·
Sudah
memenuhi persyaratan final set yang telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis
ini untuk sejumlah 3 kali sepuluh pukulan terakhir, syarat total penetrasi per
10 pukulan sebesar maksimum 15 mm
·
Total
jumlah pukulan dari awal sampai akhir pemancangan minimal harus memenuhi rata-rata
total jumlah pukulan dari tiang-tiang sebelumnya yang mempunyai kedalaman penetrasi
yang relatif sama, dengan jumlah total maksimum pukulan tidak kurang dari 1500
pukulan.
·
Untuk
pemancangan yang dilakukan menggunakan jacking hammer maka akhir pemancangan
ditetapkan setelah kekuatan peneterasi tiang sudah mencapai minimal 2.5 kali
kekuatan daya dukung tiang izin dari setiap tiang yang dipancangnya.
BAB II
TINJAUAN PROYEK
1)
DATA
TEKNIS PROYEK
Bangunan
yang akan di laporkan adalah sebuah bangunan untuk perkantoran 21 lantai yang
bertempat di jalan boulevard timur ,kelapa gading, jakarta utara. Adapun hal
yang akan dilaporkan adalah persoalan tentang tanah dan perhitungan pendekatan
terhadap tiang pancang, adapun hal – hal yang mendukung adalah :
·
Data
mutu bahan
·
Dimensi
penampang tiang pancang
·
Alat
pancang
I.
Data
mutu bahan
Mutu beton tiang pancang K-500 dengan
panjang tiang 12 m dan ditanam untuk titik PC 18 yaitu 11,5 m dibawah permukaan
tanah.
II.
DIMENSI
PENAMPANG TIANG PANCANG
Untuk dimensi penampang tiang pancang
yang ada dilapangan adalah 45 x 45 cm
III.
ALAT
PANCANG
Alat pancang yang digunakan yaitu
Hydraulic Static Pile Driver typr ZYC 420 B-B PILE DRIVING MACHINE. Digunakan
alat pancang HSPD karena untuk meredam suara yang bising dan getaran yang besar
dari pemukul.
2)
DATA
PERHITUNGAN RENCANA
Titik
yang di tinjau adalah titik PC 18 dengan spesifkasi dibawah ini
·
Mutu
beton K -500 untuk tiang pancang
·
Dimensi
tiang pancang 45 x 45 cm
·
Panjang
tiang 12 m
·
Tipe
alat pancang yaitu ZYC 420 B-B PILE DRIVING MACHINE
·
Kapasitas
alat masih 100 % karena umur alat tersebut belum 1 tahun
·
Kemiringan
tegak tiang saat dipancang maksimal 1 cm
·
Cara
pengangkatan tiang menggunakan 2 cara yaitu dengan 1 slink
·
Jarak
antar tiang 3D
Gambar pengangkatan
tiang
BEBAN MAKSIMUM 1 TIANG PANCANG
BERDASARKAN PEMBACAAN MANOMETER
Position
pile driving force ( fast ) with two main oil cylinders working
Contoh
: nilai tekan 10 Mpa , A1 = 49062,5 X 10¯⁶
m² , A2 = 23628.5 x 10¯⁶ m² , n =98 %
F = 2P (A1-A2) .n + G
= 2P ( 49062,5 X 10¯⁶ - 23628,5 X 10¯⁶ ) X
98% X 10⁶ + 75 KN
= 49,85 P + 75
Ketika P = 10 Mpa , F = 573,5 KN
Contoh
: nilai tekan 12 Mpa , A1 = 49062,5 X 10¯⁶
m² , A2 = 23628.5 x 10¯⁶ m² , n =98 %
Position
pile driving force ( slower ) with main and auxiliary oil cylinders working
ü F=
4 (P . A1 – (0,1A2)) .n + G
= 4 ( P . 49062,5 X 10¯⁶ - ( 0,1 ) 23628,5
X 10¯⁶ ) X 98% X 10⁶ + 65,7 KN
= 192,3 P + 65,7
Ketika
P = 12 Mpa , F = 2373,3 KN
ü F=
4 (P . A1 – (0,1A2)) .n + G
= 4 ( P . 49062,5 X 10¯⁶ - ( 0,1 ) 23628,5
X 10¯⁶ ) X 98% X 10⁶ + 65,7 KN
= 192,3 P + 65,7
Ketika
P = 19 Mpa , F = 3719 KN
Ketika sudah
menemukan tanah keras dengan tekanan maksimum 19 Mpa yaitu 371,9 ton maka beban
maksimum 1 kolom yaitu
·
Efisiensi tiang pancang
Φ = arc tan = arc tan = 18,43
Σ = 1-
= 0,858
P maks 1 kolom = = 2600,7 ton
Jadi berdasarkan
PC 18 didapatkan P1 kolom sebesar 2600,7 ton
Berdasarkan
petunjuk dari pengawas lapangan PT nusa kirana pada titik PC 18 menggunakan
sondir type S3 dengan data sebagai berikut :
Tekanan konus =
230 kg/cm²
JHP =
2000 kg/cm ²
Kedalaman =
11,5 ma
Mencari Q ultimate 1 tiang berdasarkan sondir type s3
Q ultimate 1
tiang =
+
= 227,250 ton
Mencari Q ultimit 1
tiang berdasarkan nilai SPT bedasarkan data boring type DB III
Diketahui N spt pada
kedalaman 11,5 m = >50 denga L spt = 2 m
Dimensi tiang 45 x 45
dengan A2 = 2025cm2
K= 180cm
Maka
Q 1 tiang = N X A2+
= 45 x 2025 +
= 123,525 ton
·
Daya dukung ijin tekan
( Q ultimit ) 1 tiang berdasarkan bahan
Tiang pancang beton pra
cetak 45 x 45 cm
, mutu beton k-500
k-500
maka σ’ bk = 500 kg/cm² dan σ’ = 0,33 x 500 = 166,6 kg/cm²
maka Q ultimate 1
tiang berdasarkan 1 bahan mutu beton yaitu K-500 dengan dimensi 45 x 45 cm
= σ’b x Ap = 166,6 x 45 x45 =337500 kg = 337,5 ton
Maka dipilih Q ultimit
bedasarkan Nilai SPT dengan Q 1 tiang terkecil =123,525 ton
n tiang =
=
= 18,4 tiang à19
tiang
·
Efisiensi tiang pancang
Φ = arc tan = arc tan = 18,43
Σ = 1-
= 0,825
Kekuatan tiang = 19x123,525x0,825
=
1936 ton < 2600,7 ton
Maka pondasi pada titik pc 18
menggunakan pondasi tiang pancang, dengan :
-
dimensi tiang 45x45
-
Jumlah tiang pancang = 6 tiang
-
panjang tiang 12 m
mutu beton K-500
Dikarenakan P maksimum 1 kolom pada
pondasi Bor Pile lebih kecil dari P maksimum 1 kolom pada pondasi tiang
pancang.
Perhitungan pendekatan
tulangan pada tiang pancang
Dicari berat sendiri
tiang pancang ( q) dimensi 45 x 45 cm
Q = 0,45 x 0,45 x 2,4
= 0, 486 ton
Mencari momen yang
bekerja :
M1 = 1/8 ql²
= 1/8 x 0,486 x 9²
= 4,96 tm
M2 = ½ ql²
= ½ x 0,486 x 3²
= 2,2 tm
ΣM = M1 – M2
= 4,96 – 2,2
= 2,7 tm
Mencari penulangan
untuk sisi tiang yang terangkat
Fe = 0,71 x
= 4,26
cm²
Maka dipakai tulangan 4 D 12 dengan As perlu = 4,52 cm² , tetapi menurut PBI jika sebuah konstruksi dengan penampang kolo
tidak di perhitungkan beban apapun maka tulangan minimalnya 1 % dan dan
maksimal 6 % dari luasan penampang ( PBI hal 96)
L = 45 X 45
= 2025
cm²
Cek tulangan As = x 100% = 0,23 % (tidak memenuhi syarat)
Maka tulangan diganti dengan 6 D 22 Dengan As perlu = 22,8 cm²
Cek tulangan As = x 100% = 1,12 % .........OK
Jadi tulangan pada tiang pancang adalah 6 D 22
Beban yang akan
dipikul 1 tiang pancang berdasakan perhitungan adalah 337,5 ton ,maka penekanan
atau pressing akan berhenti pada saat manometer menunjukkan pada angka 19 Mpa .
Berdasarkan tabel, nilai tekan 19 Mpa =371,9 ton.
Cara pemancangan menggunakan HSPD
Secara garis
besar pemancangan dengan hydraulic static pile driver untuk operasinya
menggunakan sistem jepit kemudian menekan tiang tersebut. Struktur alat
tersebut terdiri dari :
Pressing
hydraulic cylinder , clamping box , dan clamping hydraulic cylinder
Metode
pelaksanaan HSPD seabagai berikut :
a)
Koordinasi dengan pemberi tugas
mengenai ururtan –urutan kerja / prioritas kerja dengan mempertimbangkan urutan
penyelesaian pekerjaan yang diminta dan aksebilitas kerja agar tercapai
produktivitas yang terbaik.
b)
Tentukan / tetapkan penggunanaan tanda
–tanda yang disepakati yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan
pematokan ( uitzet) agar tidak terjadi keracuan dalam membedakan titik – titik
pemancangan dengan titik as bangunan atau titik – titik bantuan lainnya.
c)
Untuk menghindari terjadi pergeseran
as tiang dari koordinat yang telah ditentukan maka gunakan titik bantu selama
proses penekanan tiang kedalam tanah. Lakukanlah pengukuran as tiang terhadap
titik bantu pada kedalaman 2 meter dengan menggunakan waterpass , apabila
terjadi penyimpangan jarak antara as tiang dan
as titik bantu , apabila posisi tiang yang tertanam amsih dapat
dilakukan pengangkatan atau pencabutan dan posisikan kembali as tiang tepat
pada koordinat yang telah ditentukan.
d)
Check verticality tiang pancang setiap
kedalaman 50 cm s/d kedalaman 2 meter.
e)
Proses awal dari pemasangan tiang
dengan sistem tekan , posisikan alat HSPD unit pada koordinat yang ditentukan ,
check keadaan HSPD unit dalam keadaan rata dengan bantuan alat “ Nivo” yang
terdapat dalam ruang operator dibantu dengan alat waterpass yang diletakkan
pada posisi chasis panjang.
f)
Selanjutnya setelah kondisi HSPD unit
tepat pada posisinya , tiang pancang dimasukan kedalam alat penjepit , kemudian
posisikan tiang pancang tepat pada koordinat telah ditentukan , kontrol posisi
tiang pada arah tegak dengan bantuan waterpass . setelah semuanya terpenuhi
selanjutnya dilakukan penjepitan tiang dengan tekanan maksimum 20 Mpa dibaca
pada manometer C.
g)
Setelah penjepitan dilakukan ,
kemudian lakukan penekanan tiang pancang dengan menggunakan 2 cylinder jack,
selanjutnya dilakukan penekanan dengan menggunakan 4 cylinder jack , sampai
mencapai daya dukung yang diijinkan . dalam proses pemancangan tiang harus
dicatat (pilling record) tekanan yang timbul vs kedalaman tiang tertanam.
Selama proses pemancangan tersebut lakukan pengukuran kembali posisi as tiang
terhadap titik bantu gunakan format – 01. ( tiap 2 meter kedalaman tiang
tertanam).
h)
Apabila dalam proses pemancangan tiang
ternyata tiang tersebut tidak dapat ditekan lagi ,sehingga mengakibatkan tiang
terdapat sisa diatas permukaan tanah, maka tiang tersebut harus dipotong rata
tanah untuk memberikan jalan kerja bagi HSPD unit untuk berpindah ketitik yang
lain. Untuk mengetahui bahwa pemancangan tian sudah sesuai dengan daya dukung
yang ijiinkan , kita melakukan pressing sebanyak banyaknya
i)
Setelah proses tersebut dilakukan
secara benar , kemudian lakukanlah pengukuran ulang posisi tiang, sehingga
apabila terjadi pergeseran as tiang terpasang dan rencana dapat segera
diketahui, yang selanjutnya akan dibuatkan keputusan cara- cara perbaikan dari
pergeseran tersebut.
Kak boleh tau gareferensi perhitunganya dari buku apa ?
BalasHapus